Saya bukanlah anak seorang penulis, bapak dan ibu saya adalah petani, mereka nyaris tidak mengenyam pendidikan formal, ibu saya lulusan sekolah dasar dan bapak saya bahkan tidak punya izajah, mereka pernah belajar di pondok pesantren salafi. Bagi saya mereka sangat luar biasa.
Sampai akhirnya sejak tahun 2007 karena ada peristiwa besar yang terjadi antara keluarga dan masyarakat tempat saya tinggal, membuat saya lebih senang menulis, bergelut dengan pikiran.
Waktu itu saya siswa Madrasah Aliyah Cibaliung kelas XI, remaja di kampung dengan segudang masalah dan harapan, akhirnya melahirkan novel di sudut senja pada tahun 2008 yang baru bisa terbit pada tahun 2018, setelah sepuluh tahun menjadi sampah digital. saya selalu yakin bahwa kapanpun novel itu akan terbit dan dapat dinikmati pembaca. Dari saya yang bukan siapa-siapa. Belajar untuk terus berusaha mewujudkan harapan.
Di Sudut senja adalah kisah anak muda bernama Mukhlis, pemuda kampung yang kesehariannya dekat dengan agama, semangat dan hidup penuh kekurangan, remaja yang ikut pindah dari Jakarta ke kampung karena bapaknya bangkrut pada krisis moneter 1998.
Sampai akhirnya Tuhan menunjukan jalan dengan datangnya seorang perempuan cantik yang ternyata adalah anak teman bapaknya sewaktu di Jakarta, teman bisnis yang ternyata punya utang kepada bapaknya Mukhlis. Yang dijadikan modal membangun usaha di Cibaliung-Pandeglang.
Wanita yang bernama Anggun itulah cinta pertama Mukhlis, perempuan yang menghiasi hati mukhlis dengan berbagai harapan, yang menyelematkannya dari pelbagai masalah, juga menyelamatkan keyakinannya terhadap cinta dan kesetiaan. Anggun yang hanya sebentar saja di Cibaliung harus kembali ke Jakarta, tapi bagi mereka Cinta dan kesetiaan harus diuji dengan jarak.
Mukhlis, pencinta musik dan petualangan menyerednya pada berbagai masalah.
Cinta, sahabat dan kesetiaan adalah hal yang dihadapi Mukhlis selain masalah keluarga yang menguras fikirannya.
Tapi perihal Anggun, perempuan yang tidak pernah dia temukan dimana keberadaannya, Mukhlis yang akhirnya harus berjuang menyelamatkan kehidupan keluarganya, terutama ibu dan adiknya yang menjadi korban dari perselingkuhan bapaknya?
Apakah kesetiaan Mukhlis kepada Anggun berbuah kebahagiaan?
Bagaimana Mukhlis menyelamatkan ibu dan adiknya?
Dan apakah kecewa yang justru menempa Mukhlis?
Mukhlis mengerti, dan cinta tidak harus berubah menjadi dendam. Karena matahari serupa harapan, ketika dia tenggelam maka pada sudut senja itulah keindahan, karena besok ada harapan yang lain. Di sudut Senja.
Penulis : Munawir Syahidi
ISBN : 97860-24-433338
Penerbit : Guepedia Publisher
Ukuran : 14 x 21 cm
Tebal : 264 halaman
Harga : Rp 80.000 (belum ongkir) dari kota Bogor.
Dapatkan dengan membelinya di bukalapak, atau tokopedia, guepedia atau melalui WA 085271014377
Setiap orang berhak untuk terus berusaha, berusaha mewujudkan harapan.
Atau melalui Warung Saung Huma klik DISINI