Sore itu ketika saya sedang asyik bermain gaway, gabut, scroll bawah scroll atas, lewat info melalui grup WhatsApp tentang workshop budidaya jamur tiram. Disertai dengan link grup WhatasApp, akhirnya karena saya memang sedang tertarik dengan aktivitas pertanian dan pengembangan SDM, maka tidak pikir panjang saya langsung bergabung. Ternyata yang mengadakan kegiatan tersebut adalah mereka yang sedang melaksaakan kegiatan tersebut adalah mahasiswa Kuliah Kerja Nyata dari rumah (KKN-DR) 2020 KKN-DR Mahasiswa Cibaliung 2020 gabungan dari mahasiswa Cibaliung yang kuliah di UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 8 Mahasiswa, 2 mahasiswa UIN Jakarta dan 6 mahasiswa UIN Bandung. Tanggal 23 Agustus 2020 ini kelompok mereka mengadakan kegiatan workhsop budidaya jamur tiram, kepada puluhan peserta yang telah mendaftar terlebih dahulu, saya yang selalu repot ketika pagi mengusahakan agar datang tepat waktu ke tempat acara, dengan motor legenda 2 itu saya mencoba memaksimalkan kecepatan motor tua itu, syukurlah ketika datang acara baru saja dimulai. Kami diberikan materi dan diberikan kesempatan untuk praktik membudidayakan jamur tiram. Seru dan dapat difahmi oleh peserta. Kegiatan tersebut juga adalah kegiatan hari terakhir setelah 30 hari mereka melakukan kegiatan, penutupan yang juga dihadiri oleh unsur RW dan BPD itu bagi saya adalah acara luar biasa yang sebenarnya harus lebih dilirik oleh kaum muda Cibaliung. Walapun memang mereka membatasi hanya pada 25 Peserta.
Terpenting daripada itu adalah sosok Yoga Almuhyi, pemateri workhsop jamur tiram itu adalah lelaki yang berusia 21 tahun, adalah mahasiswa yang berasal dari Kampung Kuparonyok Desa Sukajadi Kecamatan Cibaliung, Pandeglang Banten. Yogi sapaan akrabnya adalah mahasiswa yang kuliah di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, sekarang semester 7, Jurusan Agroteknologi.
Menurut penuturannya awal melakukan kegiatan budidaya jamur dari tahun 2015-2017 dengan kakanya, kemudian tahun 2018-2019 itu fakum, baru merintis kembali April 2020 sekaligus langsung launching suatu badan yang dinamakan Rumah Jamur. Ketika saya tanya mengapa sempat fakum dia menjawab karena dulu yang megang kendali adalah Kakanya yang kemudian beliau beralih profesi (mencari pekerjaan beru) dan berbarengan pula dengan Yoga kuliah (tentunya sulit untuk membagi waktu) saat itulah Kegiatan budidaya jamur mengalami fase fakum karena tidak ada yang mengurus dan meneruskan.
Baru mulai kembali awal bulan 2020 dan itu juga setelah Yoga melakukan PKL dan oleh-oleh PKL itulah yang coba diterapkan dengan brand baru Rumah Jamur. Ditanya mengenai nilai ekonomis dar usaha budi daya jamur ini Yoga menjelaskan secara ekonomi budidaya jamur di Cibaliung ini sangat menjanjikan sekali, dengan beberapa alasan, pertama bahan baku yang melimpah dan mudah didapat, kedua peralatan dan bahan baku penunjang budidaya secara ekonomi mudah untuk di peroleh serta yang ketiga adalah lokasi yang dekat dengan pasar, apalagi jika dikemas dengan baik dari tahap awal sampai pemasaran itu akan menjadikan suatu yang sangat barnilai.
“Apalagi jika ekspektasi kita sampai mencangkup kepada pemberdayaan SDM lokal yang bergerak serempak, hal itu akan menjadi harapan untuk menunjang ketahan pangan lokal hususnya daerah Cibaliung” Ungkap Yoga yang saya wawancari setelah selesai kegiatan.
Ditanya mengenai keuntungan Yoga menjelaskan jika keuntungan itu tergantung dari proses yang digunakan
“Presentase keuntungan dari modal yang di keluarkan jika rumah jamur mengelola dari tahap pembuatan bibit hingga panen, itu diperkirakan keuntunganya 50-60 % (yang menunjang keuntungan besar tersebut adalah pemasaran dari bibit F0, F1 & F2) jika mengandalkan hasil panen jamur tiram segar 20-25% keuntungan yang diperoleh”
“Titik point’ nya itu bibit jika sudah menguasai pembuatan bibit itu akan sangat menunjang kepada penghasilan” Tambahnya.
Sementara ini yang dijual rumah jamur berupa produk pertanian meliputi Bibit F0 (Bibit Murni), F1(Bibit Induk), F2 (Bibit Produksi) dan yang terbaru saat ini Drop Box Jamur Tiram (bisa di gunakan sebagai sovenir wisuda anak pertanian) juga menjual Bag-log jamur tiram beserta jamur segarnya. Selain mulai merencanakan pula untuk mengeluarkan produk olahan yang berbahan dasar jamur.
Ketika ditanya harapan kedepan dari Rumah Jamur ini Yoga mengatakan dia ingin menjadikan Rumah Jamur Menjadi Lembaga Swadaya petani jamur hususnya di daerah Cibaliung, walapun dai sadar hal itu membutuhkan usaha yang lebih keras lagi, termasuk dari pemerintah karena pemerintah perlu pembuktian bahwa ada potensi yang perlu di kembangkan di daerah tersebut.
konsultasi perjamuran Ig rumah jamur sudah menyediakan di di story Ig yaitu general sharing saudara/i bisa sharing perihal budidaya jamur ataupun sharing pertanian lainnya, dan akan terus dikembangkan nanti pada awal september. Jadi jangan lupa follow IG nya Rumah Jamur.
Dan yang lebih membahagiakan bagi saya dan Edi Suherman, kami adalah peserta yang diberikan bingkisan bag-log jamur untuk dibawa pulang dan dikembangkan dilembaga kami masing, masing, saya di TBM Saung Huma dan Edi Suherman di Ponpes Baitul Azhar Cicadas. Kami yang dulu adalah gurunya ketika di MAN 4 Pandeglang, sekarang kami datang menimba ilmu budi daya jamur dari siswa kami, itulah sejatinya waktu dan ilmu.
Terimakasih juga telah memberikan jamur tiram siap masak yang tentu saja tadi sore telah dipasak oleh istri saya, dan dinikamti oleh kami selepas magrib. Nikamat.
Jadi tertarik membudidayakan jamur tiram? Boleh konsultasi ke Rumah Jamur melalui Instagram.
*Munawir Syahidi, Cahaya Aksara.