Ayo Milenial Tumbuhkan “Semangat Agraria”

EXPLORE124 views

Ngahuma, menanam padi di ladang, adalah sebuah kebudayaan lama yang ditemukan di masyarakat nusantara, Ngahuma adalah menanam padi di ladang tanpa pengairan, kalau di KBBI maka huma memiliki arti “ladang padi di tanah kering” atau tanah yang baru ditebas hutannya.

Memang begitulah prosesnya, hutan yang kayunya ditebang semak belukarnya dibakar, dibersihkan dan kemudian ditanami padi, yang dahulu penuh dengan ritual. Dari membuka lahan sampai proses menyimpan padi di lantaian.

Mengembalikan masyarakat untuk Ngahuma  terasa sangat sulit, terutama karena ketersediaan lahan yang dapat dibuka untuk membuka lahan semakin sedikit. Jangankan untuk membuka lahan dan dijadikan huma, untuk lahan pertanian sayur mayur dan sawah saja setiap tahunnya lahannya terus berkurang karena dialih fungsikan menjadi aneka rupa pembangunan. Mulai dari pabrik, perumahan an sebagainya.

Masalah lain adalah, kaum milenial dan generasi Z yang sepertinya sudah enggan bertani, malas mengolah tanah sekadar untuk kebutuhan bumbu dapur sehari-hari. Sementara ketahanan pangan kita dari tahun-tahun ketahun terus terancam. Masalah bersama yang harus segera mendapatkan solusi.

Dulu sebelum menjadi Cahaya Aksara komunitas literasi yang saya gawangi bernama Saung Huma, dengan menonjolkan kelokalan, semangatnya dibangun melalui literasi, Cahaya Aksara degan ruh yang sama untuk terus dapat mengembangkan SDM Unggul dengan pendidikan berbasis vokasi dan literasi, pendidikan berbasis vokasi itu salah satunya adalah pendidikan yang sesuai dengan suatu kalangan masyarakat, maka masyarakat petani harus mampu mengajarkan kecintaan kepada generasi berikutnya tentang pertanian. Harapan saya menjadi semakin jelas dan seperti mendapat dukungan dari anak-anak muda Cibaliung dengan semangat berkesenian yang juga konsen pada masalah pertanian, komunitas yang semoga terus dapat menanam kemanfaatan. Boeatan Tjibalioeng.

Bentuk kepedulian, di Cibaliung, sebuah komunitas bernama Boeatan Tjibalioeng  creative space yang konsen di sektor kesenian dan agraria. kelompok yang beranggotakan dua belas orang ini sama sekali tidak mempunyai ketua, namun semua anggota menjadi pemegang kendali di divisinya masing-masing. di beberapa bulan ke belakang Boeatan Tjibalioeng telah merilis single perdananya yang bertajuk Sri Ayu Ratnaningsih, sebuah folk music yang mengangkat cerita perempuan yang melegenda di wilayah Cibaliung yang terkenal dengan Nyi Jomong.

Selain merilis single, kelompok ini pun beberapa kali menggelar kegiatan kesenian dan mengangkat isu lingkungan. Lahir dari kesadaran kolektif komunitas ini akhirnya merilis singel keduanya bertajuk semangat agraria.

Semangat agraria yaitu ode untuk para petani agar tetap bersemangat melakukan aktifitasnya karena kerja alam yang dirasa selalu dinamis dan juga tak bisa ditebak seperti cuaca yang mulai tidak dapat diperkirakan, tanah yang kurang bagus, dan pula minat manusianya yang mulai menurun terhadap pertanian. lagu ini pun cenderung mengedepankan nilai-nilai humanisme di kehidupan sehari-hari, Boeatan Tjibalioeng merasa bahwa bertani itu memang bukan hal yang mudah namun suatu hal yang harus tetap di gemari. Ungkap Rijal Mahfud.

“Harapan Boeatan Tjibalioeng di lagu ini yaitu mencoba menstimulasi para remaja untuk mulai mencoba bertani, menghargai alam, mencintai bumi, yang dimana hasilnya akan di dinikmati oleh sendiri agar setidaknya tidak melulu hidup konsumtif” Tambahnya.

Dalam proses perjalanan lagu ini, sebelumnya Boeatan Tjibalioeng mengikuti kegiatan lomba cipta lagu berjudul “Masak Sayur Asem Ditengah Pandemi” yang diadakan oleh Teater Guriang di Rangkasbitung. setelah terpilih menjadi juara, akhirnya Boeatan Tjibalioeng mendapatkan penghargaan berupa recording gratis di studio Stromprecords milik Reshastromp guitaris Momonon dan personil PT.Menggelora yang pula turut membantu dalam proses penggarapan lagu ini.

Semangat itu ditunjukan pada lirik lagu yang singkat tetapi memiliki makna yang panjang

SEMANGAT AGRARIA

jika kau mampu menunjukkan

maka tunjukanlah

jika kau mampu melakukan

maka lakukanlah

kau harus bisa menerjang

untuk tumbuh dan berkembang

meskipun tandus tanahnya

meskipun gundul hutannya

bijaksanalah serupa padi

berdirilah layaknya bambu

bumi pertiwi mengerti

juanglah juang berjuang

mari tumbuh

menjulang

dan merunduk

dan merunduk

Music credits : Composer (Rijal Mahfud, Reza Hardiansyah) Writers (Farid Muhammad Soleh, Rijal Mahfud) Vocal (Bachtiar Rifa’i, Muhammad Noval Prayoga) Guitar (Rijal Mahfud) Guitar lead (Resha stromp) Harmonica (Reza Herdiansyah) Suling (Rijal Mahfud) Bass (Reza Herdiansyah) Bellyra (Farid Muhammad Soleh) Cajon (Raden Esa Saefullah) Dengan komposisi itu akhirna singel “Semangat Agraria dapat kita nikmati” Dimana menikmatinya? di sini boleh nih, klik aja disini   SEMANGAT AGRARIA

Akhirnya mari kita sambut kelahiran karya dari anak-anak muda ini dengan merenungi dan menggerakan diri untuk dapat terlibat pada penanganan masalah bersama, masalah lingkungan dan ketersediaan pangan, memanfaatkan lahan-lahan kosong disekitar tempat tinggal kita, jadikan bertani sebagai gaya hidup milenial modern. Sehingga kita tidak khawatir dengan ketersediaan bahan pangan. Ayo milenial semangat bertani.

*Munawir Syahidi, CEO Cahaya Aksara.