Suka Duka Usaha Menyewakan Ban di Pantai

EXPLORE199 views

Saat liburan tiba kita banyak aktivitas yang kadang di rumah terasa membosankan kemudian kita merencanakan untuk pergi liburan, bagi masyarakat Indonesia liburan ke pantai adalah hal yang masih menjadi primadona walaupun beberapa pantai kadang penuh bukan hanya oleh orang tetapi juga oleh sampah tetapi tetap saja ketika musim liburan tiba pantai penuh oleh manusia.

Di pantai kita menemukan berbagai hal mulai dari tukang dagang berbagai jajanan orang yang menyewakan tikar dan orang yanh tukang menyewakan ban untuk berenang.

Ketika saya berkunjung ke salah satu pantai yang ada di Labuan namanya Pantai Ceria,  saya berdiskusi dengan salah seorang tukang yang menyewakan ban, namanya Yubi,  lelaki yang sudah beristri ini mengaku usianya 25 tahun. Yubi bercerita tentang suka dukanya menyewakan ban,  Bagaimana suka dukanya ya?

Yubi dia adalah warga sekitar Pantai Ceria, Pantai Ceria Labuan pantai yang baru dibuka untuk umum sekitar awal tahun 2020. Lautnya lumayan bersih. Pantainya penuh sampah yang dibawa pengunjung yang belum sadar membuang sampah pada tempatnya. Walaupun pengurus pantai setiap pagi membersihkannya.

Pekerjaan sehari-hari Yubi adalah bekerja di kota,  ketika liburan tiba Yubi pulang misalnya liburan sebelum puasa nah sebelum puasa masyarakat banyak yang pergi ke pantai untuk munggahan dia pulang dari kota untuk memulai bisnis baru yaitu menyewakan ban. Melihat peluang menyewakan ban di pantai dekat rumahnya.

Kata Yubi membuka usaha menyewakan ban tentu butuh modal.  Modal pertama harus membeli ban bekas dari bengkel-bengkel besar yang biasanya menangani ban-ban mobil,  harganya ban mobil ukuran besar biasanya dia beli dengan harga Rp50.000 keadaan bannya bocor artinya yang usaha menyewakan ban ini ketika membeli ban dari bengkel dia harus menambah biaya untuk biaya menambal karena ban yang dibeli biasanya dalam keadaan bocor itu untuk mobil ban besar  kalau untuk ukuran ban Avanza biasanya harganya harga belinya Rp30.000

Ban tersebut disewakan dengan harga variatif ada yang harganya Rp15.000 harganya Rp10.000  tergantung dengan besar kecilnya ban.

Tetapi yang paling repot adalah ketika nanti mencari ban yang dibawa oleh pengunjung ke sembarang tempat,  karena biasanya pengunjung tidak mengembalikan ke tempat di mana dia menyewa ban.

“sembarangan saja di simpan di areal pantai bahkan ditinggal pulang, nah nanti saya harus muter-muter di sekitar pantai mencari ban yang disimpan sembarangan oleh pengunjung pantai,  yang lebih menyedihkan adalah ban yang dibawa pulang,   bahkan ada aja pengunjung pantai  yang menganggap harga Rp10.000 itu adalah bukan harga sewa tetapi harga beli ban,  nah kejadiannya sering terjadi begitu. Menyewakan ban di tempat umum karena tidak diberi durasi waktu sepuasnya dari pagi sampai sore tidak menjadi masalah harga Rp10.000-Rp15.000 itu untuk sepuasnya main tetapi ya jangan dibawa dong bannya karena itu harga sewa bukan harga beli” Ungkap Yubi.

Bahkan ketika saya mewawancarai Yubi,  ada tiga pengunjung yang tidak membayar sewa ban,  tadi waktu meyewa katanya nanti setelah dipakai baru bayar,  tetapi ban ditingga dan penyewa entah kemana.

Sebaiknya bagi kita yang mengunjungi pantai coba untuk mengembalikan ban ke tempat di mana ban disewakan agar membantu tukang yang menyewakan ban agar tidak mencari terlalu jauh di mana ban yang disewakan begitu? ya begitu seharusnya kita.

Dan jangan sampai kita memakai ban tanpa memabayar sewa,  karena orang yang menyewakan ban sedang usaha,  urusan harga silahkan tawar menawar dengan yang menyewakan ban.

Begitulah suka dukanya,  tetapi adanya yang meyewakan ban membuat kita dan keluarga terbantu saat ingin berenang di pantai.