Menggantikan ibunya kini Ilham (23 tahun) sukses menerapkan resep jualan ibundanya. Berawal dari semasa kecil yang gemar menemani sang ibunya berjualan di pasar hingga ia terbiasa dengan polah dan strategi berjualan. Meski kini usianya masih terbilang sangat muda, Ilham sudah jago dalam menangani jurus tawar-menawar ibu-ibu yang sering kali meminta diskon hingga setengah harga.
Berjualan memang sangat menggiurkan bagi sebagian orang apalagi jika omzet yang didapatkan sangat banyak dan tidak tanggung-tanggung. Namun bukan berarti Ilham menggunakan cara licik seperti mengakali timbangan yang sering kita temui dalam sinetron kemudian diterapkan dalam kehidupan.
Berdagang selama 6 tahun membuat Ilham sudah tidak asing lagi dengan darah dan bau anyir. Bahkan ia sangat lincah dan gesit dalam memotong daging sapi yang ia jualkan. Kualitas dagingnya pun sangat ia jaga agar konsumen tidak kecewa. Tempatnya yang bersih membuat pembeli menjadi nyaman ketika memilih daging yang ingin dibeli.
Harga yang ia tawarkan masih selaras dengan harga pasaran yaitu kurang lebih sekitar 130 ribu rupiah saja. Namun biasanya saat menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri maka harga daging sapi bisa lebih mahal dari biasanya, bahkan bisa mencapai dua hingga tiga kali lipat. Meskipun begitu ia mencoba untuk selalu menjaga agar tidak merugikan baik segi pembeli maupun dirinya.
Salah satu prinsip yang ia gunakan untuk menjaga daging sapi agar tetap berada di harga stabil ialah dengan ketegasannya dalam menolak tawaran ibu-ibu yang sering kali menawar dagangannya dengan harga yang sangat miring. Sehingga daging sapi yang ia jual tetap terjaga baik segi kualitas dan kuantitasnya.
Berdagang menurut Ilham adalah hobi yang ia tekuni sejak dulu hingga membuahkan cuan yang kini mengalir setiap hari. Tiada kata lelah baginya dalam bekerja. Menurut warga sekitar pun banyak yang mengatakan jika daging sapi yang Ilham jual memiliki harga paling murah diantara pedagang lainnya. Hal itulah yang menyebabkan mengapa dagangannya sering ramai dikunjungi pembeli.
Ilham sendiri rumahnya tidak jauh dari lokasi pasar. Sehingga ia biasa menggunakan motor ketika perjalanan ke pasar untuk berjualan. Panas ataupun hujan tidak menyurutkan semangatnya dalam berjualan. Yang menarik ketika berjualan ialah ciri khasnya saat melayani pembeli. Memiliki karakter yang humble dan easy going membuat ia mudah disenangi. Sehingga pembeli merasa senang ketika melakukan transaksi jual beli dengannya.
Terkadang saking banyaknya pembeli, Ilham sampai tidak sempat untuk duduk dan beristirahat. Tangannya terus sibuk memotong-motong daging sapi kemudian menimbang dan memberikan kepada pembeli yang mengantre. Tidak terlalu banyak antrean di depan kiosnya. Tetapi, pembeli seperti datang silih berganti pada setiap waktu. Hingga membuat ia tidak berhenti dengan kegiatannya. Meski begitu menurutnya berjualan adalah hal paling menyenangkan.
Saat ini Ilham berjualan di daerah pasar Serpong Tangerang Selatan tepatnya di lantai satu. Ia mulai berjualan dari jam 5 subuh hingga 10 pagi. Jika sedang ramai pembeli, bahkan ia bisa tutup lebih cepat. Terkadang banyak juga pembeli yang pada akhirnya pulang dengan tangan kosong karena kehabisan daging.