Kemarin, tepatnya tanggal 23-25 juni 2023 Relawan Cahaya Aksara mengikuti Kemah Literasi Nasional (KLN) yang diselenggarakan di Desa Wisata Pulesari, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kemah Literasi Nasional adalah acara yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Annuqayah (IAA) Yogyakarta yang berkolabori dengan Komunitas Kutub. Cahaya Aksara mengirimkan tiga delegasi Relawan, yakni Yana Suryana, Eneng Tri Nurpadia, dan Moh. Sopyan sebagai peserta. Selain ketiga orang tersebut, ada juga Relawan Cahaya Aksara yang juga anggota Komunitas Kutub menjadi panitia dalam acara tersebut, yaitu Muhamad Hafidudin.
Acara yang diselenggarakan tiga hari dua malam ini menghadirkan beberapa narasumber yang luar biasa yakni K.M. Faizi (Sastrawan nasional sekaligus Dewan pengasuh PP.Annuqayah), Joko Pinurbo (Sastrawan Nasional), Puthut EA (Kepala Suku Mojok.Co), Muhidin M.Dahlan (Penulis Novel Tuhan Izinkan aku menjadi pelacur) dan Joni Ariadinata (Cerpenis Nasional). Dengan narasumber yang luar biasa, tentu saja acara ini banyak di hadiri oleh para penulis dari berbagai instansi dari penjuru negri.
Sore hari pukul 16.00 WIB pada Jum’at, 23-06-2023, acara Kemah Liteasi Nasional resmi dibuka oleh K.M.Faizi selaku Keynote Speech dalam sambutannya mengatakan “Sebelum mulai menulis, saya biasanya mencatat hal hal kecil tentang apa yang saya lalui setiap harinya. Mencatat menjadi hal yang penting bagi saya, saat pergi kemanapun saya selalu membawa buku dan pena. Saya pernah mengatakan sesuatu kepada keluarga jika ingin tahu apa yang saya lakukan sebelum meninggal, maka lihatlah halaman terakhir buku yang saya tulis” begitulah awal pembukaan Kemah Literasi Nasional di mulai.
Acara langsung dilanjut ke Stadium General dengan narasumbe Puthut EA dan moderator oleh salah satu panitia dari IAA, “Orang-orang yang hadir dalam acara ini tentu saja bukan orang baru dalam dunia literasi, mereka adalah seorang seniman dari daerah masing-masing. Dan yang kami inginkan dari pak Puthut EA adalah pandangan anda tentang dunia literasi sekarang” ucap moderator kepada Puthut EA.
Stadium General oleh Puthut EA yang memberikan semacam “kuliah umum” yang sengaja ia buat teksnya berisi refleksi terhadap acara dan terhadap dunia kepenulisan “Tidak usah repot-repot mengikuti acara semacam ini untuk menjadi penulis, sekarang sudah banyak teknologi seperti AI. Tetapi perlu teman teman ketahui terdapat dua golongan dalam dunia literasi, golongan pertama yaitu orang yang tidak ada minat sama sekali, dan itu tidak apa-apa. Dan golongan kedua adalah orang yang berminat tapi mentok dalam tulisan, artinya seorang pemalas. Yang perlu dilakukan adalah perbanyak membaca”. Ucap Puthut EA
Pada malamnya dihari yang sama pukul 20.00 WIB, Muhidin M.Dahlan selaku narasumber selanjutnya membawa materi “Dari Arsip ke Esai”.“Dalam menulis, hal yang harus dilakukan agar tulisan tersebut terbaca adalah dengan mencari topik yang sedang buming, kontekstual, Perspektif dan membaca isu lingkungan, lalu menuliskannya secara ilmiah dengan struktural yang tepat. Pengalaman membaca menentukan kepenulisan, karna esai adalah seni berpikir”. Ucap narasumber yang biasa dipanggil Gus Muh itu.
Pada keesokan harinya Sabtu, 24-06-2023 pada pukul 10.00 WIB, kami diberikan materi oleh Joni Ariadinata, beliau membawa materi Cerpen “Ekspresikan Peristiwa Dalam Cerita”.
“Bagi seorang penulis, karakter tokoh adalah yang paling penting.Dalam dunia menulis ada namanya olah sukma yaitu berbicara dengan alam (berimajinasi) dan menghaluskan hati atau mengasah empati. Empati dari hal hal kecil bisa melahirkan bahasa yang hidup. Jika berbicara tentang menulis yang hebat, AI juga bisa. Tetapi ada satu hal yang tidak bisa di lakukan AI yaitu rasa, hanya manusia yang bisa merasakan rasa. karna yang dibutuhkan oleh seorang penulis itu adalah cinta. Menulislah dengan cinta, maka cinta yang akan membalasnya.” Ucap Joni Ariadinata.
Di hari yang sama pula, pada pukul 13.00 WIB narasumber terakhir disampaikan oleh Joko Pinurbo dengan membawakan tema yang diambil dari salah satu karyanya yaitu “Menunaikan Ibadah Puisi”
“Yang dibutuhkan seorang penulis adalah mentalitas. Kadang kita harus melalui kerumitan untuk mencapai kesederhanaan dan tanda kematangan seorang penulis ketika ia bisa mencapai kesederhanaan dalam karyanya. Puisi itu sederhana karna terkeristalisasi dari inti sari kehidupan, jadi cukup satu ide untuk satu puisi tak perlu bertumpuk tumpuk dalam mencari ide.Satu hal yang perlu di tekankan, puisi yang bagus itu banyak, tetapi mencari puisi yang berkarakter dan mencerahkan itu yang sulit. Anda tidak dapat berbasa basi dalam berpuisi, karna karya yang bagus itu berhenti di kata yang tepat” Ucap Joko Pinurbo.
Setelah para peserta mendapatkan ilmu dari empat narasumber, malam harinya pukul 20.00 WIB kami disuguhkan dengan pentas seni setiap kelompok, ditemani api unggun kami saling melempar puisi . Dilanjutkan keesokan paginya Minggu, 24-06-2023 para peserta dan panitia melakukan fun games. Acara ditutup dengan penuh kesan ditemani lagu “sampai jumpa” dari Endang soekatmi kami membentuk lingkaran menandakan tali persaudaraan yang erat. Sampai bertemu di kebetulan selanjutnya
ditulis oleh: Eneng Tri Nurpadia | Relawan Cahaya Aksara