Dalam Teks Laporan Hasil Observasi kita juga harus mempelajari ciri kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
Kaidah Kebahasaan Teks laporan Hasil Observasi
Menggunakan : Kata Benda (Nomina)
seperti hiu paus, Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih
Verba dan frase verbal untuk menjelaskan ciri (Hiu paus memiliki mulut besar yang lebarnya bisa sampai 1,4 meter).
Verba aktif dalam menjelaskan perilaku, misalnya Ikan ini makan dengan menyaring air laut menyerupai kebanyakan jenis paus.
Istilah misalnya filter feeder (penyaring makanan), plankton, soliter
Paragraf dengan topic sentences (kalimat utama) untuk menyusun sebuah informasi (setiap aspek yang dilaporkan diperinci dalam beberapa paragraf / deduktif-induktif)
Kata benda atau nomina
Kata benda atau nomina adalah kata yang mengacu kepada sesuatu benda (konkret maupun abstrak).Kata benda berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan.
Ciri-ciri kata benda :
Dapat diingkari dengan kata bukan.
Contoh : bukan gula, bukan rumah, bukan mimpi, bukan pengetahuan.
Dapat diikuti dengan gabungan kata yang + KS (kata sifat) atau yang sangat + KS
Contoh : buku yang mahal, pengetahuan yang sangat penting, orang yang baik.
Frasa verbal
Frasa kerja atau frasa verba adalah frasa yang distribusinya sama dengan kata kerja atau verba.Contoh: Adik sejak tadi akan menulis dengan pensil baru.
Frasa nomina
Frasa benda atau frasa nomina adalah frasa yang distribusinya sama dengan kata benda. Unsur pusat frasa benda yaitu kata benda.
Contoh:
Dita menerima hadiah ulang tahun.
Berbagai istilah atau kata yang umum
Digunakan pada satu bidang tertentu misalnya garpu tala dan destilasi.
Kalimat yang hanya menggunakan satu verba atau disebut kalimat simpleks
Kalimat simpleks adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu verba utama yang menggambarkan aksi, peristiwa, atau keadaan. Kalimat simpleks yang sesungguhnya sama dengan kalimat tunggal (hanya mengandung satu struktur: S-P-O-Ket-Pel). Unsur yang diletakan di dalam kurung belum tentu ada dalam kalimat. Pada contoh berikut ini yang dimaksud verba utama adalah membaca. Verba tinggal pada unsur subjek dianggap bukan verba utama. Kalimat tersebut mempunyai satu struktur, yaitu S-P-Ket tempat. Contoh kalimat simpeks:
Tumbuh-tumbuhan tidak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lain.
Tumbuh-tumbuhan tidak dapat menghasilkan makanan sendiri.
Namun, tidak semua tumbuh-tumbuhan mempunyai bunga.
Kalimat yang menggunakan dua verba atau lebih yang disebut dengan kalimat kompleks
Kalimat kompleks adalah ;kalimat yang terdiri atas lebih dari satu aksi, peristiwa, atau keadaan sehingga mempunyai lebih dari satu verba utama dalam lebih dari satu struktur.
Kalimat Kompleks Setara
Kalimat majemuk yang ini memperoleh namanya dari sifat unsur kedua kalimat pembentuknya yang bersifat setara. Ciri-ciri lain dari kalimat ini adalah 1) Klausa satu dengan klausa yang lainnya mempunyai hubungan yang koordinatif, sehingga dapat berdiri sendiri meskipun dipisahkan dan 2) Konjungsi yang menghubungkan kalimat majemuk setara berupa “dan”, “lalu”, “kemudian”, “bahkan”, “setelah”, “sebelum”, “sedangkan”, dan “ketika”. Agar lebih jelas, kita bisa menyimak contohnya dengan kalimat-kalimat berikut:
Andini menyapu halaman.
Arini menanak nasi.
Andini menyapu halaman sedangkan Arini menanak nasi.
Dia baru saja membuka pintu rumah.
Adelle menangis keras-keras dari dalam kamar.
Dia baru saja membuka pintu rumah ketika Adelle menangis keras-keras dari dalam kamar.
Marning berangkat ke sekolah.
Ibu selesai mencuci baju.
Marning berangkat ke sekolah setelah Ibu selesai mencuci baju.
Ayah bertugas membersihkan kebun
Ibu membereskan lemari.
Ayah bertugas membersihkan kebun dan Ibu membereskan lemari.
Nah, kita bisa merangkai kalimat-kalimat majemuk setara lain seperti contoh di atas menggunakan konjungsi-kongjungsi tersebut. Yang perlu diingat, kedua unsur pembentuk kalimat harus memiliki sifat yang setara, dan tidak ‘lebur’ mengikuti induk kalimatnya.
Kalimat Majemuk Bertingkat
Kita dapat merangkai kalimat majemuk bertingkat dari dua atau lebih kalimat yang terdiri dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukannya tidak setara. Kalimat majemuk bertingkat memiliki klausa-klausa dengan posisi bertingkat sebagai hasil perluasan terhadap salah satu unsur sehingga membentuk pola baru. Salah satu unsur yang berkedudukan sebagai induk kalimat dan unsur yang lainnya berkedudukan sebagai anak kalimat.
Ciri-ciri kalimat majemuk bertingkat adalah salah satu klausa atau anak kalimat tidak dapat berdiri sendiri (alias tidak memiliki unsur kalimat yang lengkap). Dengan kata lain, jika dipisahkan maka klausa itu jadi tidak memiliki makna yang padu. Di bawah ini, kami akan menyajikan contoh kalimat-kalimat majemuk bertingkat berdasarkan jenisnya.
Menunjukkan hubungan waktu:
Saya sedang berada di sekolah ketika Ibu meninggal.
Menunjukkan hubungan syarat:
Jika kau mau menikah denganku, aku akan membelikan keluargamu rumah yang besar.
Menunjukkan hubungan tujuan:
Shafira menyirami bunganya agar subur.
Menunjukkan hubungan konsensif:
Walaupun nilainya jelek, dia tetap membolos.
Menunjukkan hubungan penyebab:
Dia sedih karena orang yang dicintainya tidak membalas perasaannya.
Menunjukkan hubungan perbandingan:
Mereka mirip seperti pinang dibelah dua.
Menunjukkan hubungan akibat:
Dia begitu ceroboh sampai-sampai bekas luka di badannya begitu banyak.
Menunjukkan hubungan cara:
Dengan cara itu, dia berhasil menjadi siswa terbaik di kelasnya.
Menunjukkan hubungan sangkalan:
Dia keluar rumah mengenakan setelan rapi, seolah-olah masih punya pekerjaan.
Menunjukkan hubungan kenyataan:
Dia berlagak seperti orang kaya, padahal miskin.
Menunjukkan hubungan hasil:
Safruddin tidak mau mencari kerja lagi, makanya istrinya meninggalkannya.
Menunjukkan hubungan penjelasan:
Data tahunan Venezuella menunjukkan bahwa kondisi ekonominya membaik.
Menunjukkan hubungan atribut:
Tante saya adalah perempuan yang berpakaian kuning.
Seperti yang kita lihat, kalimat majemuk bertingkat memiliki anak kalimat yang berbeda posisi dengan kalimat majemuk setara. Ambil contoh kalimat terakhir misalnya, apabila kita pecah anak kalimatnya agar berdiri sendiri (“… yang berpakaian kuning.”), maka kalimat itu bisa dibilang cacat karena tidak memiliki subyek. Demikian pula anak kalimat pada kalimat nomor empat (“Walaupun nilainya jelek, …”) yang juga memiliki struktur serupa, yaitu tidak memiliki subyek maupun pelengkap.
Kesimpulannya adalah, kita hanya perlu lebih jeli melihat konjungsi yang digunakan dan pola hubungan induk kalimat serta anak kalimat yang bersangkutan untuk mengenali kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Dan pengetahuan ini akan sangat berguna untuk nanti jika kita diminta untuk memecah sebuah kalimat majemuk. Misalnya, untuk kepentingan pencarian informasi atau kebutuhan editorial seperti membetulkan bentuk-bentuk kalimat yang keliru.
Benda di dunia dapat dikelompokan atas persamaan dan perbedaanya.
Semua benda didunia ini dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu benda hidup dan benda mati.
Yang pertama sering disebut makhluk hidup dan yang kedua disebut makhluk mati.
Kata penghubung atau konjungsi
Kata penghubung ialah kata yang menghubungkan kata dengan kata dalam sebuah kalimat atau menghubungkan kalimat dengan kalimat dalam sebuah paragraf.
Contoh : dan, atau, tetapi, sesudah, jika, agar, supaya, dengan, bahwa, karena, ketika, maka, sedangkan, hingga, meski, lalu, sambil, serta, apabila, lagi pula, andaikata, sebab, sebelum, selama, sehingga,seandainya, sekiranya, melainkan, semenjak,andaikan, bagaikan, asalkan, jangankan, walaupun, meskipun, kendatipun, lagi, hanya, sekalipun, melainkan, sampai-sampai, tatkala, kecuali, seraya, sambil.
Persamaan kata atau sinonim
Sinonim adalah pertalian dua kata atau lebih yang memiliki makna sama atau hampir sama. Suatu kata bersinonim dengan kata lainnya apabila dalam kalimat yang sama, kata-kata tersebut dapat saling menggantikan. Atau kata-kata yang memiliki kesamaan arti secara struktural atau leksikal dalam berbagai urutan kata-kata sehingga memiliki daya tukar (substitusi)
Contoh:
ciri = tanda
benar = betul
agar = supaya
rajin = giat
hemat = irit
Lawan kata atau antonim
Antonim adalah kata-kata yang memiliki pertalian makna bertentangan secara penuh atau secara sebagian dalam berbagai urutan kata.
Contoh:
siang > < malam
pulang > < pergi
kaya ><miskin
panjang> < pendek
hidup > < mati
Ciri Ciri Teks laporan Hasil Observasi
Isi teks bersifat objektif dan tidak memihak.
Harus ditulis berdasarkan fakta yang terjadi pada saat pengamatan dilakukan.
Isi teks tidak mengandung hal-hal yang bersifat penyimpangan, dugaan-dugaan yang tidak tepat, atau juga pemihakan terhadap sesuatu.
Teks observasi disajikan dalam bentuk yang menarik, tata bahasa yang baik, susunan teksnya logis, dan isi dari teks berbobot dan berkualitas.
Isi teks harus ditulis secara lengkap dan sempurna.