Malam itu setelah kawan-kawan Keluarga Mahasiswa Cibaliung menggelar konsolidasi kedua di Pancaniti Cibaliung dengan seluruh perwakilan pemuda yang akan terlibat pada kemah pemuda desa yang akan digelar itu, pimpinan presedium Kumaung Cabang Serang Dandy Firman Dani menghubungi saya perihal kegitan tersebut, dia mengatakan akan menyambangi kediaman saya di Saung Huma. Waktu itu saya yang sedang kurang sehat menyarankan agar tidak terlalu malam datang, atau bahakan saya sarankan untuk datang besok paginya, tetapi rupanya mereka memilih untuk datang malam itu sekitar jam delapan malam.
Pada obrolan itu saya menangkap kegelisahan dari pimpinan kumaung cabang Serang itu, kegelisahan yang mungkin lahir karena sejak mereka harus kuliah online dari rumah, para mahasiswa itu dapat menyaksikan bagaimana pemuda ternyata menghadapi satu masalah yang berlum usai, ya masalah pemuda dan kontribusinya terhadap masyarakat dan lingkungannya.
Malam itu, obrolan tidak terlalu lama, karena kondisi badan yang mulai terasa semakin kurang sehat. Bahkan malam itu mereka belum menentukan tempat dimana kemah pemuda desa itu akan digelar. Sementara waktu sudah diputuskan, waktu pelaksanaan tanggal 08-09 Agustus 2020.
Kegelisahan sebagai mahasiswa yang karena covid 19 ini menyebabkan mereka lebih banyak di kampung dan akhirnya lebih banyak menyelami permasalahan masyarakatnya, seolah ingin belajar dari masalalu bagaimana para pemuda mengorganisir diri sejak 1908 dengan lahirnya Boedi Utomo, dan diikuti dengan lahirnya organisasi-organisasi kepemudaan.
Kegelisahan itu akhirnya menggerakan kawan-kawan Kumaung untuk menggelar Kemah Pemuda Desa sebagai upaya untuk menyatukan para pemuda mahasiswa di zona 4 Kabupaten Pandeglang.
Organisasi kepemudaan di beberapa desa dapat bergabung pada kegiatan ini, termasuk klub motor yang juga menggabungkan diri pada kegiatan ini.
Sempat menggelar talk show di Radio Ujung Kulon FM, kegiatan ini akhirnya dilaksanakan di areal Perhutani Leweung Lojor Cibaliung.
Saya telah dijadwalkan untuk mengisi materi pada tanggal 08 Agustus 2020, hari pertama pada gelaran Kemah Pemuda Desa tersebut.
Ketika pertama kali saya masuk ke arena perkemahan saya sudah merasakan semangat dari para pemuda yang berkumpul, mereka menempati tenda-tenda yang mereka bawa sendiri, sound sudah menyala, panggung arena dengan memanfaatkan kayu-kayu itu menambah artistik dan kehangatan suasana.
Setelah dzuhur materi pertama dimulai, membahas tentang sejarah pergerakan pemuda Indonesia dan megkorelasikannya dengan pergerakan pemuda hari ini, termasuk membuka permasalahan-permasalahan pemuda di zona 4.
Yang menarik adalah ketika sesi tanya jawab berlangsung, antusiasme para pemuda mengungkapkan permasalahan dan berdiskusi tentang solusi dari masalah itu membuat semakin hangat suasana, materi terpanjang yang pernah saya sampaikan dengan pertanyaan dan komentar yang bergitu banyak dari audience.
Rumput hijau, dikelilingi pohon jati yang rimbun, angin yang berhembus lembut membuat suasana diskusi itu seolah enggan untuk diakhiri, tetapi sayang saya harus segera pulang karena hari beranjak sore.
Ketua pelaksana Imana Mul Mutaqin secara simbolis memberikan cendera mata kepada saya sebagai pemateri.
Agenda malam mereka adalah panggung kebudayaan, memberikan kesempatan kepada seluruh pemuda untuk menampilkan berbagai pertunjukan.
Selain sesi diskusi, para peserta juga disuguhkan buku bacaan yang dibawa oleh kawan-kawan ShareLit (Saung Huma Advanture Literation) dan hari terakhir kegiatan terseut adalah sesi diskusi menganalisis permasalahan di zona 4 Pandeglang dan mencoba mencari solusi yang bisa dilakukan. Dan yang terpenting adalah dilaksanakannya deklarasi Forum Pemuda yang dihadiri oleh oranisasi kepemudaan. Kumaung, Remaja Dayeuh, FORMA, BCM, Boeatan Tjibalioeng, Kusabab, FMC, Pemuda Muslim Ciburial, Asbak Scooterist, Pemuda Pamatang Kupa, Clasik Ujung Kulon, Pemuda Kampung Polos, Gnetum Gnemon, Sharelit, Pemuda Cibenter, Sadulur Sajalur, dan KPR.
*Munawir Syahidi (Pimpinan Presedium Koordinator Pusat Kumaung Pertama)