Oleh: Samsuri
Waktu itu tahun 2019, ketika seorang teman mengajak saya untuk nyolong WiFi disebuah sekolah yang berada di kampung tempat saya tinggal, juga tempat saya tinggal sekarang. Pada waktu itu saya mengiyakan ajakan teman saya, padahal saya sudah tau kalau dimalam hari sekolah SMP saya itu angker.
Pasalnya selalu saja ada kejadian ganjil diluar nalar, banyak orang yang pernah mengalami kesurupan disana, tapi yang lebih dominan para wanita. Diruang TU yang sekarang dijadikan gudang penyimpanan, konon disana adalah tempat berkumpulnya semua mahluk ghaib dikampung ini. Disana menjadi sentralnya para mahluk halus, lelembut dan sebagainya. Saya tidak sadar ketika Sarben (teman saya) mengajak saya untuk nyolong WiFi, ternyata malam itu adalah malam Jum’at, jika saya sadar sejak awal tak kuasa saya pergi kesana.
Sebelum kami berdua pergi ke sekolah, tak lupa kami mengajak teman-teman yang lain, karena kami berdua tak cukup berani. Setelah kami semua lengkap lima orang anak muda yang sudah balig, kami segera menuju TKP.
Pertama kali datang, perasaan saya masih biasa-biasa saja, karena toh banyakan ini. tapi lama-kelamaan saya merasa hawanya berubah, tubuh saya agak merinding dan perasaan saya seperti ada yang memperhatikan kami. dari yang tadinya biasa saja menjadi sunyi dingin dan amat mencekam, ditambah semua sibuk dengan ponselnya masing-masing.
Kami duduk diteras kelas,tak selang beberapa lama tiba-tiba dari arah kepala kami ada dentuman suara keras seperti seseorang yang tengah marah dan memukul atap asbes,
“Brrresss…” Keras sekali dan hanya satu kali.
Kami semua berhamburan kehalaman sekolah, jantung saya berdegup kencang karena baru pertama kali juga mendengar hal-hal yang tidak masuk akal. Di atas atap tak mungkin ada seorang manusia atau orang yang sengaja melempar batu, karena disini sepi dan cukup jauh dari perumahan, meskipun ada rumah hanya satu sampai tiga pun jaraknya berjauhan.
Karena kami semua masih cukup berani dan waktu baru menunjukkan pukul 8/9 lewat, kami kembali duduk diteras kelas, cuma agak dekat dengan halaman tidak seperti tadi. Tak selang beberapa lama kemudian, dari arah depan seperti ada yang melempar sesuatu kedalam kelas, “Golopraaakk!!”, Semu mata tertuju pada asal suara tadi, dan anehnya jika ada orang yang sengaja melempar batu pasti kena kaca dulu, sedangkan kacanya tidak bersuara atau pecah. Saya sudah tak peduli lagi segera saya langkahkan kaki lari tunggang langgang dari teras menuju ketengah lapangan sepakbola, begitupun teman-teman saya mengikuti. Saya coba menenangkan diri menarik nafas sejenak, kami semua was-was dan sangat merinding mendengar suara tadi, salah satu teman saya yang tadinya sok berani tiba-tiba menjadi ciut nyalinya, meski saya merasa takut tapi saya coba membujuk teman-teman saya untuk sekali lagi kesana sekedar memastikan, tapi ketika kami akan melangkah, tiba-tiba suara anjing bersahut-sahutan dari segala arah, “Aaauuung,,,gog,,gog,,aung!!” sontak kami kaget dan segera lari menuju tempat yang agak jauh dari sekolah. perasaan saya campur aduk, ada takut, ada seru juga karena saya baru pertamakali mendengar suara yang seperti itu, saya cukup penakut tapi menyukai hal-hal berbau mistis.