Pementasan teater yang merupakan bagian dari kesenian berfungsi bukan hanya sebagai sarana hiburan, lebih daripada itu kesenian juga alat untuk merespon kondisi sosial yang terjadi. Menyampaikan gambaran dan memberikan pesan tersirat atau tersurat kepada penonton.
“Kami merespon kondisi sosial hari ini, hiruk pikuk peristiwa menyebalkan hari ini dengan mementaskan naskah ini, karena merasa mewakili apa yang terjadi hari ini” ungkap Abeng Farid.
Masih menurut Abeng, Teater Yahuma merupakan bagian dari Ekosistem Boeatan Tjibalioeng yang bergerak di sektor pertiteran. Pada tahun 2023 ini. Teater Yahuma akan membawakan sebuah lakon “Kota Tak Henti Bernyanyi” karya Ramatyan Sarjono, dan disutradarai oleh Adi Abdurrosyadi yang merupakan seorang penggiat kesenian dan kebudayaan di Cibaliung.
Adi, pernah aktif di sanggar teater awal bandung tahun 2000-2006. menjadi Ketua Ikatan Remaja Masjid (IRMA) Al-Ishlah Sukajadi-Cibaliung, dan sesekali menjadi petani anggur di rumahnya. Garapan teater terakhir beliau adalah “EGO”.
Pementasan kali ini rencananya akan dilaksanakan di gedung PGRI Cibaliung pada bulan Desember, tepatnya pada hari sabtu 16 Desember 2023 pukul 19.30 WIB.
Abeng mengatakan pementasan ini untuk seluruh masyarakat, dia berharap masyarakat untuk dapat hadir dan menjadi bagian dari pertumbuhan ekosistem seni di Cibaliung.
Sedikit gambaran, Kisah Kota Tak Henti Bernyanyi bercerita tentang Subiah (55 tahun) seorang tukang jagung bakar di sebuah trotoar taman kota yang menjadi tempat dari berbagai macam manusia dan persoalannya, menjadi sasaran kemarahan minah (40 tahun) yang mendapati suaminya Gito bermain gila dengan Sriwit si gadis malam yang sering mangkal dekat subiah, namun mereka terancam digusur oleh seorang pimpinan yang memakai kekuasaan yang ia miliki untuk kepentingan pencalonanya.
Sebagai bentuk upaya dan dukungan kepada proses berkesenian, tim produksi sepakat untuk memasang tiket masuk pada pementasan ini.
Pemesanan tiket bisa KLIK DISINI.
“Kami tunggu yah, dipementasan kami” ungkap Abeng.