Pembelajaran di Sekolah Finlandia #1

PENDIDIKAN112 views

Pada tulisan ini saya sedang tidak ingin membicarakan pembelajaran daring, tetapi ingin berbicara tentang sebuah negara yang pendidikannya dinobatkan sebagai negara dengan pendidikan terbaik di dunia, lantas bagaimana sistem pendidikan yang diberlakukan di sekolah finlandia, terutama bagaimana suasana kelas dan bagaimana cara guru mengajar di Finlandia?.

Saya sendiri memang tertarik dengan kemajuan pendidikan di Indonesia, ketika saya buka-buka koleksi buku di TBM Cahaya Aksara, kebetulan ada sebuah buku yang ditulis Timothy D.Walker yang di alih bahasan oleh Fransiskus Wicakso, diterbitkan oleh Grasindo.  Buku yang saya baca berjudul Teach Like Finland , 33 Strategi Sederhana untuk Kelas yang Menyenangkan. Cetakan kedelapan April, 2019.

Buku ini memang terbit pertama kali di New York oleh W.W.Norton & Company.

Lantas bagaimana sebenarnya? Apa bedanya dengan sistem pendidikan di Indonesia? Saya juga bukan ahli dalam pendidikan tapi mari berjalan sedikit demi sedikit.

Dalam buku tersebut, dibagi kedalam sebuah judul besar yang terdiri dari lima bab,

  1. Kesejahteraan
  2. Rasa Dimiliki
  3. Kemandirian
  4. Penguasaan
  5. Pola Pikir

Kemudian dibuat sub dari setiap bab, menjadi beberapa bagian, pada tulisan pertama ini saya akan mengupas bagian pertama. Kesejahteraan.

Kehidupan di Finlandia santai? Kira kira begitu yang saya tangkap dari paragrap kedua buku tersebut “Kehidupan di Finlandia tampak lebih lambat daripada hidup yang saya alami di Amerika”.

Di indonesia atau terlalu santai? Bahkan sangat santai? Santai yang kurang berfaedah? Memangnya ada santai berfaedah?. Ada setelah aktifitas yang terukur kemudian bersantai. Bang haji Roma Irama juga bilang “Santai agar hidup tidak tegang”. Santai.

a. Jadwal Istirahat otak

Di Finlandia anak anak terbiasa punya istirahat 5 menit setiap 45 menit pelajaran. Selama istirahat itu mereka bemain dan bersosialisasi dengan teman-temannya. Jadi bayangannya bagaimana dengan sekolah di Indonesia? Atau siswa kita terlalu banyak istirahat? Atau 45 menit pembelajaran berjalan dengan ketidak tertarikan pada pembelajaran? Siswanya banyaj melamun di dalam kelas? Atau bagaimana?.

b. Belajar sambil bergerak

Apakah sepanjang pelajaran anak-anak duduk? Mendengarkan guru berbicara? Aktivitas dilakukan dengan duduk di kursi? Mencatat materi? Indonesia banget yah?  Padahal seharusnya pembelajaran dengan kegiatan fisik menjadi sangat penting. Apalagi sekarang ini, jika waktu  istriahat anak-anak dibeberapa sekolah yang membolehkan membawa smatphone anak-anak akan seperti zombie, melihat layar smartphone, tanpa aktivitas belajar. Bermain game online, bahkan terus bermain smartphone saat jam pelajaran berlangsung. Nyaris belajar dengan bergerak jarang dilakukan, kecuali mungkin pelajaran olah raga.

c. Recharge sepulang sekolah

Gurunya, bahkan diberikan waktu luang yang panjang untuk beristirahat, kepala sekolah tidak bangga ketika ada guru yang sudah sore masih berada di ruang guru, maka kepala berbisik “Waktunya Pulang” artinya guru diperhatikan bagaimana tugasnya untuk mengajar membutuhkan energi besar, dan fokus pada siswa tentu bersyarat, termasuk waktu istirahat dan kesejahteraan guru, di Indonesia bagaimana? Masih banyak gurun yang mengeluh dengan urusan adminstrasi laporan ini itu dll, atau terlalu banyak istirahat? Malas datang ke kelas? Macam-macam memang perosoalan pendidikan di Indonesia, tetapi saya yakin kita bergerak pada arah yang lebih baik, mudah-mudahan.

4. Menyederhanakan Ruang

Menyederhanakan ruangan kelas, tidak terlalu ramai, sehingga anak-anak bisa fokus pada pembelajaran, bukan berarti kelas benar-benar kosong, tetapi memang ada waktu bagaimana siswa membuat karya yang spesial bagian dari pembelajaran.

5. Menghirup udara segar

Mari membuka jendela lebar-lebar agar anak-anak dapat menghirup udara segar. Kegunaannya tidak usah saya jabarkan. Udara segar menjadi penting, tanpa udara segar kualitas berpikir guru dan siswa menjadi baik, tidak sesak.

Demikian bagian petama dari pembelajaran dan sistem belajar di Finlandia, bagaimana? Di Indonesia?

Bagian berikutnya akan saya tulis, semoga.