Indonesia yang memiliki kementerian riset dan tekhnologi pada saat Covid19 menjadi pandemi, maka kementerian ini yang menggawangi bagaimana meriset penyebaran virus sampai membuat vaksin.
Sebagai sebuah negara dengan penduduk yang padat Indonesia memiliki risiko besar penularan Covid19, butuh strategi khusus dalam penanganannya, diawal pemerintah sudah mengakui tidak ada negara yang siap dengan wabah ini. Termasuk Indonesia. Terlebih daripada itu segala upaya terus dilakukan termasuk dibentuknya gugus tugas sampai tingkat desa?. Kemudian diterapkannya skema PSBB di beberapa kota, memindahkan proses pendidikan formal dan non formal ke rumah, kegiatan ibadah di mesjid dibatasi dan disarankan beribadah di rumah, tempat-tempat berkerumun diawasi aparat polisi, untuk membantu yang terkena dampak Covid19 pemerintah menggelontorkan BLT baik yang bersumber dari APBN ataupun APBD, termasuk yang terakhir adalah menggagas New Normal, yang dimulai di Bekasi.
Baru-baru ini pemerintah juga mengabarkan tentang pembuatan vaksin Covid 19 yang dibentuk oleh Kemenristek.
“Jadi dari Kemenristek sudah bikin tim gabungan penelitian untuk bikin vaksin sendiri untuk virus corona yang ada di Indonesia. Itu tadi mungkin ditemukan akhir 2021,” kata Tito Karnavian.
Tito mengatakan bahwa Kemenristek telah menemukan empat strain virus corona baru yang menyebar di seluruh dunia saat ini. Virus corona yang ada di China, kata Tito, berbeda dengan yang ada di Amerika Serikat dan negara lain.
Menurut Tito, virus corona yang masuk ke Indonesia termasuk dalam kelompok ‘other’ atau kelompok virus yang memiliki perbedaan strain dengan yang ada di China atau di Eropa dan Amerika.
“Itu dari 32 ribu sequence, sehingga kalau ada vaksin ditemukan lebih dulu di Amerika, China atau Eropa, belum tentu compatible dengan [strain corona] yang ada di Indonesia,” kata Tito.
Tito juga menyebut vaksin tidak bisa langsung dipakai masyarakat secara luas jika sudah rampung dibuat. Harus ada serangkaian proses tes kembali secara bertahap dengan skala yang lebih besar untuk menguji efektifitas vaksin tersebut.
Setelah itu, proses berlanjut kepada tahapan produksi vaksin secara massal yang membutuhkan waktu tak sebentar. Sebab, nantinya vaksin itu akan diperuntukkan untuk masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
“Kita liat skenarionya sampai 2022 mungkin sampai 2023. Tapi skenario optimisnya sampai 2021 sampai 2022,” kata dia.
Pernyataan Tito tersebut sama dengan yang disampaikan mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari. Siti pernah mengatakan bahwa vaksin yang dibuat oleh Bill Gates dan rekan-rekannya belum tentu bisa dipakai di Indonesia.
Alasannya, karena virus corona yang ada di Indonesia belum tentu sama dengan sampel corona yang dipakai saat pembuatan vaksin oleh Bill Gates dan kawan-kawan.
“Kita harus hati-hati di sini, berarti vaksin yang sedang mereka bikin berasal dari virus yang karakternya berbeda dengan vìrus yang ada di Indonesia, maka tidak akan kompatibel dengan kita (tidak cocok sehingga tidak akan efektif),” kata Siti dalam tulisannya kepada CNN Minggu (17/5).
Jadi alasan pemerintah membuat vaksin sendiri adalah karena adanya perbedaan jenis virus yang berkembang di Indonesia. Kita berharap semoga vaksin tersebut segera dapat dibuat serta menjadi vaksin yang mujarab untuk melawan Pandemi Covid19 di Indonesia.
Sebagai masyarakat ayo kita membiasakan pola hidup sehat dan memenuhi standar kesehatan protokol Covid19 dalam masa New Normal, sampai vaksin disebarluaskan oleh pemerintah yang rencanannya pada tahun 2022.