Kita orang Indonesia makan nasi adalah hal yang sangat penting, karena nasi adalah makanan pokok masyarakat Indonesia.
Sejak masalalu, cara memasak beras supaya menjadi nasi memang bermacam-macam.
Ini ada beberapa cara menanak nasi yang lazim dipakai di masyarakat Indonesia.
Nasi Liwet, Nasi liwet adalah cara memasak nasi yang sangat mudah, beras yang di campur air secukupnya dimasukan kedalam kastrol atau wajan atau tempat yang lain yang biasa digunakan untuk menanak nasi.
Nasi liwet dalam prosesnya bisa dicampur dengan rempah, sedikit minyak, bumbu atau bahan yang dapat membuat nasi liwet menjadi gurih. Di beberapa daerah nasi liwet yang dicampur rempah disebut dengan berbagai nama.
Kedua nasi yang diproses dengan cara di kukus, cara ini adalah cara agak ribet karena harus menggunakan seeng dandang yang terbuat dari tembaga atau kalau sekarang lebih banyak yang terbuat dari bahan kaleng yang berfungsi untuk menyangga asepan, asepan yang terbuat dari anyaman bambu. Setelah nasi mateng proses terakhir adalah mengarih nasi tersebut untuk menghilangkan uap nasi dan membuat nasi menjadi nambah pulen dan likat.
Nasi jenis ini sangat nikmat ketika dimakan, sehat dan dapat menambah kenikmatan saat disantap.
Pada masa modern ini, nasi dapat dimasak menggunakan majic jar, majik kom, rice kooker (dibaca-reskuker) alat ini sekarang menjadi kebutuhan utama hampir semua rumah tangga, baik di kota atau di kampung, karena dapat membuat pekerjaan ibu-ibu menjadi lebih ringan.
Tapi apakah menanak nasi menggunakan reskuker dan menyimpannya terlalu lama di reskuker dapat menyebabkan bahaya bagi kesehatan? mungkin bisa berbahaya mungkin juga tidak.
Dikutip dari detikHealth Spesialisnik dari Departemen Ilmu Gizi FKUI, dr Anna Maurina Singal, MGizi, SpGK atau yang akrab disapa dr Anna, memberi tanggapan terkait isu tersebut. Ia menyebut bahwa pemicu masalah kesehatan tidak dapat hanya satu faktor saja, melainkan multifaktorial.
“Proses tanak beras melalui rice cooker atau magic jar dengan waktu tertentu tidak menentukan seseorang akan mengalami peningkatan glukosa darah atau diabetes melitus,” terangnya saat dihubungi detikHealth.
dr Anna mengatakan, beras merupakan karbohidrat kompleks yang memiliki struktur amilosa dan amilopektin. Rantai amilosa berbentuk garis lurus sedangkan amilopektin berbentuk cabang-cabang. Semakin bercabang suatu rantai, akan semakin banyak molekul yang ditangkap oleh enzim pencernaan sehingga akan lebih meningkatkan kadar glukosa darah.
“Kadar amilosa dan amilopektin sangat berbeda pada tiap varietas beras di Indonesia. Ada varietas beras yang tinggi kadar amilosanya sehingga memiliki kadar indeks glikemik rendah, hal ini baik bagi pasien DM (diabetes melitus) namun harus tetap memperhatikan jumlah secara keseluruhan,” kata dr Anna.
Senada dengan dr Anna, pakar gizi Jansen Ongko, MSc, RD juga menuturkan hal yang sama. Tidak ada efek signifikan terkait jangka waktu pemanasan nasi dengan kesehatan. “Banyak rumah makan yang memanaskan nasi lebih dari 12 jam dan tidak berefek negatif saat dimakan. Selama tidak terkontaminasi dan disimpan dengan baik, aman dikonsumsi,” pungkas Jansen.
Hanya saja, Jansen menegaskan bahwa nasi yang dihangatkan dan memiliki IG lebih tinggi ini perlu dihindari oleh pasien diabetes.
“IG (indeks glikemik) hanya berbahaya untuk pasien diabetes. Tidak bisa disamakan sensitivitas insulin olahragawan, orang sehat dan pasien diabetes. Semua bergantung pada kondisi kesehatan, terutama organ pankreasnya. Ini berarti nasi yang dihangatkan aman dikonsumsi orang sehat,” imbuh Jansen.
Nah jadi silahkan pilih cara memasak nasi yang anda inginkan. Kenikmatan harus diusahakan.
Selamat mencoba.
*Munawir Syahidi