Oleh:Muanwir Syahidi*
Kabupaten Pandeglang yang memperingati hari jadi Kabupaten Pandeglang yang ke-144 Tahun ini sudah punya kebiasaan baru, yaitu perayaan pagelaran karnaval kesenian dan kebudayaan, beberapa dinas juga melaksanakan kegiatan sesuai dengan bidangnya masing-masing, dan perlu diapresiasi, kegiatan parade karnaval dan pentas kesenian yang tentu saja paling di ekspose dalam perayaan ini, bahkan melalui akun facebook pribadi sang ibu bupati langsung.
Saya memahami ini, maksudnya adalah kegiatan itu agar wisatawan dapat berkunjung ke Pandeglang, meningkatkan ekonomi, investasi dan lain sebagainya, benarkah itu jalan terbaik? Pandeglang sebagai kota wisata?
Tidak dapatkah Pandeglang didorong menjadi daerah pertanian? agri bisnis dan selanjutnya menjadi agri wisata? tanpa merusak apapun termasuk tatanan kebudayaan masyarakat yang teekenal islami? apalagi kalau kemudian investor harus menghabiskan lahan pertanian produktif masyarakat, semoga saja tidak.
Suatu sore, saya ngobrol dengan seorang ibu, yang rutin dagang tahu ke rumah, “Bu terang teu urang aya di Kabupaten mana?” tanya saya, “Pandeglang Pak, Bupatina Ibu Irna” Jawab si ibu berharap jawabannya benar, “Bener bu, ibu terang teu Pandeglang iraha ulang tahuna?” Si Ibu hanya menggelengkan kepala. Di Pandeglang tekhnologi informasi belum seluruhnya diterima merata oleh masyarakat.
Saya sangat mengapresiasi ketika Ibu bupati meluncurkan dan ingin menjadikan Pandeglang sebagai “Smart City” Kota pintar, padahal istilah ini adalah istilah untuk kota, bukan untuk “Kabupaten” mungkin ada istilah lain, walaupun sebenarnya nama itu tidak terlalu penting. Karena yang penting itu esensinya.
Mengapa saya secara pribadi mengapresiasi niat baik Ibu bupati, karena saya yakin bahwa masyarakat Pandeglang memang harus dibangun melalui Pendidikan, walaupun akhirnya saya kecewa dan belum berani mengatakan jika program itu “gagal”. Semoga masih bisa dilanjutkan, dan berdampak baik bagi masyarakat.
Indikasi kurang berhasilnya program taman pintar yang merupakan instruksi langsung dari ibu Bupati kepada kepala desa seluruh Pandeglang di awal kepemimpinannya itu, akhirnya hanya menjadi sesuatu yang mungkin terlalu kasar jika disebut “mubadzir” beberapa desa berlomba-lomba membuat taman pintar dengan anggaran yang saya sendiri tidak tahu berapa anggarannya. Program yang sebenarnya sudah benar, hanya butuh pengelolaan dan program penunjang.
Pengelolaan dan kegiatan pembangunan yang selalu berbasis proyek menjadikan kita tidak pernah merasakan langsung manfaat yang besar dari program yang mungkin menggunakan anggaran yang besar, taman pintar itu harus dibangkitkan agar bermanfaat dan pusat pendidikan masyarakat.
Bangunan taman pintar yang dibuat itu, sedikit yang dilengkapi dengan buku, beberapa dilengkapi jaringan internet gratis, tapi mari kita bertanya produk literasi apa yang bisa dihasilkan?
Butuh kerja keras dan merangkul semua kalangan untuk membangun Pandeglang yang bertahun-tahun selalu menjadi daerah tertinggal. Taman pintar jangan sampai hanya jadi cerita, tanpa pengelolaan, dan akhirnya hanya tempat ngobrol membuka smartphone, membuka facebook dan membaca berita-berita hoax dan “pencitraan”. Atau sengaja datang untuk game online ML.
Itu gambaran satu program pemerintah hari ini yang semoga bisa diperbaiki untuk membangun masyarakat Pandeglang. Mari kita bersama-sama bangun Pandeglang Boga Urang ini.
Ibu Bupati akhir-akhir ini senang sekali kunjungan kerja, hak dan memang sudah menjadi kewajiban, mudah-mudahan dengan kunjungan kerja yang ibu lakukan dapat memberikan manfaat pada masyarakat karena dari kunjungan itu ibu dapat melihat kekurangan, Mendapatkan Pekerjaan Rumah yang kemudian dicarikan solusi, bukan keberhasilan yang kadang-kadang keberhasilan itu dibuat hanya untuk dipamerkan menyambut kedatangan sang bupati. Apalagi kalau kunjungan itu dijadikan ajang untuk kampanye dan kepentingan meneruskan tampu kekuasaan.
Program dana desa di Pandeglang juga semoga juga bisa memberikan manfaat kepada masyarakat, seperti program bak sampah yang dibangun ditiap desa itu juga semoga bermanfaat dan digunakan dengan baik, Keberadaan 4 program utama dari dana desa seperti pembangunan embung, Prukades, Bumdes dan sarana olahraga juga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Pandeglang, agar usia yang ke 144 tahun Pandeglang ini dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Kita jangan lagi beranggapan dengan kalimat “Masyarakatmah moal nyaho nanaon, nu penting laporan kaluhur nu bener” kita harus bersama-sama merubah keadaan, niat baik kita semua dinantikan oleh rakyat, sebagai kado terindah dari pelayan kepada tuannya, Kalau kita pakai analogi pejabat adalah pelayan dan rakyat adalah tuan.
Infrastruktur, bicara infrastruktur di Pandeglang tidak harus saya laporkan, karena mungkin kita tahu bersama bagaimana keadaanya.
Sekarang Pandeglang sudah berubah, dari kota Sejuta santri seribu ulama menjadi kota wisata, wisata apa? katanya wisata religi?, semoga program yang pemerintah gagas dapat memberikan manfaat untuk masyarakat.
Berbicara tentang pendidikan, yang sekarang SLTP, SD dan Pendidikan Non Formal yang dikelola oleh Kabupaten dapat memperhatikan kesejahteraan untuk tenaga pendidiknya, terutama guru honorer, setidaknya sama dengan honorer SLTA yang dikelola oleh Provinsi. Anggaplah ini pekerjaan rumah kita semua, karena Pandeglang Boga Urang, lain Boga Aing.
Pandeglang bukan boga aing, Pandeglang boga urang, maka mari kita bangun bersama-sama karena ini milik kita (urang) bukan aing (aku).
Pandeglang adalah punya kita mari kita jaga rawat dan tumbuhkembangkan.
Selamat ulang tahun Pandeglang yang ke 144, Usia tua semoga tidak pikun dengan tugas utamanya, terus bangkit dan dapat memberikan kesejahteraan lahir dan batin untuk masyarakatnya.
*Masyarakat biasa, yang suka facebookan