Sayur Khas Kampung, Bahan Petik Sendiri

OPINI351 views

Di Kampung, jauh dari hiruk pikuk kota, kendaraan bermesin alakadarnya, masih sering mendengar lenguh kerbau atau suara kambing yang sejak dahulu tidak pernah dimengerti apa maksudnya, kecuali oleh nabi Sulaiman, yang mengerti bahasa hewan. Termasuk kambing dan kerbau.

Pepohonan masih rindang, hijau dedaunan masih mendominasi pandangan. Tanah masih banyak yang kosong tidak tertanami apapun, kecuali dengan sendirinya entah siapa yang menanam rumput-rumput liar, yang begitu lebatnya papda musim penghujan, yang jika kita tahu rumput-rumput liar itu mengandung obat. Obat alami.

Di Kampung, jika kita punya waktu luang sebaiknya kita gunakan untuk menanam sesuatu yang bermanfaat, seperti bahan-bahan bumbu dapur. Walaupun tidak semua sayuran cocok untuk kita tanam, karena memerlukan perawatan dan keahlian setidaknya ada beberapa bahan yang bisa kita tanam.

Misalnya pepaya, pepaya ini buahnya multi fungsi, tetapi rata-rata memang untuk bahan makanan, masih muda sekali bisa direbus, dicolek sambal terasi, mantaaap. Sudah tua bisa kita serut kita pasak pakai bumbu kuning juga tidak kalah nikmat. Atau sebagai bahan sayuran yang sangat baik untuk ibu menyusui. Jika pepaya sudah menguning itu nikmat sekali jika dijadikan rujak petis, bumbu pedas, enaaaak. Jika sudah matang maka tentu bisa kita nikmati untuk kesehatan perut. Kalau terlalu banyak awas mencret.

Aih, malah ngomongin pepeya, tapi mudah-mudahan gak dosa karena ngomongin pepaya, daripada ngomongin tetangga. Hehehe.

Sayuran sederhana yang bisa kita olah dengan bahan sederhana yang biassanya mudah sekali kita jumpai di kampung adalah, pepaya, pucuk daun melinjo, katuk, jengkol sepi, dan lengkuas laja. Bahan yang kalau di kampung jika kita tidak punya cukup minta ke tetangga.  Bahan sangat sederhana sekali, tetapi jika sudah diolah  rasanya nikmat.

Cara masaknya sederhana, pepaya kupas dan potong sesuka anda, semakin besar semakin susah dimakan, jangan-jangan tidak muat di mangkok karena terlalu besar. Jadi sesuaikan saja. Lengkuas buang kulit luar yang tua, sisakan bagian dalam yang muda. daun katuk, dan sepi dari jengkol tua yang dipendam didalam tanah, jangan terlalu banyak sepi karena sedikit saja rasanya sangat mendominasi. Jangan lupa pucuk daun melinjo.

Tadi sudah masak air kan, masaknya sampai mendidih, jangan lupa masukan potongan bawang merah sebelum air mendidih, setelah air mendidih dan bahan tadi di cuci bersih maka masukan kedalam air mendidih tersebut, cukup berikan garam, penyedap dan gula, sesuai selera. Kalau anda suka manis gulanya lebih banyak, kalau suka asin garamnya yang banyak, jangan tertukar.

Sesederhana itu, biar tambah nikmat gorenglah ikan asin “kokopong” sambal terasi dengan lalapan pete, nasi liwet panas hidangkan di atas daun pisang.

Di kampung, sesederhana itu.

*Munawir Syahidi, Cahaya Aksara.