Yang Tersisa dari PRC (Pesta Rakyat Cibaliung)

OPINI153 views

Apa yang tersisa dari Pesta Rakyat Cibaliung?

*Munawir Syahidi

Selain macetnya pengunjung apa yang tersisa dari PRC?

Saya adalah orang yang bukan orang yang terlalu faham tentang kondisi sebenarnya di PRC (Pesta Rakyat Cibaliung) Sejak dihelat beberapa tahun yang lalu,  dan beberapa tahun tidak dilaksanakan karena pandemi covid, akhirnya tahun 2022 ini Pesta yang bertajuk pesta rakyat itu bisa dilaksanakan kembali, tentu disambut dengan sukacita dan kegembiraan, bahkan keputusan dari pelaksanaan PRC ini dibekali dengan berbagai perijinan lengkap.

Saya pengunjung PRC yang tidak terlalu aktif, hanya pada beberapa kepentingan saja saya berkunjung, meskipun informasinya sering saya ikuti, atau tidak sengaja saya ikuti di media sosial yang kebetulan muncul di beranda facebook.

Bebeberapa tahun yang lalu saya pernah terlibat langsung di PRC mengkoordinatori lomba qasidah sampai pentas pelajar, bahkan lomba baca puisi tingkat pelajar se Zona Selatan.

PRC Tahun ini menggadang tema “Sanjung Cibaliung” Begitu saya baca dari berbagai poster di media sosial, ya melalui media sosial. Saya mencoba membuka KBBI (kaus Besar Bahasa Indonesia) “Sanjung” yang muncul adalah kata kerja “Menyanjung” dala bahasa sunda berarti identing “Ngalem” dala bahasa yang lan setara dengan memuji. Berarti temanya mengandung makna “Memuji Cibaliung”? tidak tahu juga apakah benar tafsir yang saya buat itu. Pasti ada niat baik dari tema tersebut.

Saya mencoba mencari di mesin pencarian google dengan kata kunci “Sanjung Cibaliung” tidak ditemukan maksud dari Sanjung Cibaliung pada tema PRC tahun 2022 ini. Terlepas daripada itu PRC adalah ajang tahunan yang tentu memberikan warna tersendiri bagi Cibaliung secara umum. Wilayah Cibaliung yang dimaksud tentu bukan hanya kecamatan Cibaliung, karena PRC nyatanya melibatkan berbagai kecamatan di Pandeglang Selatan.

Apa saja kegiatannya? PRC tahun ini juga hampir sama dengan PRC Tahun-tahun sebelum covid, jenis lomba, jenis hiburan, dll. Hanya saja tahun ini Istighosah dilaksanakan tidak dilapangan dan panggung utama tetapi dilaksanakan di Masjid Agung, Selain lomba Qasidah, lomba keagamaan yang lain sepertinya lomba keagamaan tidak ada yah?.

Yang paling ramai dari kegiatan PRC adalah turnamen sepak bola, menyedot perhatian masyarakat luas, penonton yang tidak pernah sepi, dan tentu saja danya pemain-pemain sewaan yang didatangkan bahkan dengan biaya mahal. Seru.

Berbagai sponsor terlihat memasang banner pada kegiatan ini, merk-merk produk yang menjadi sponsor terpampang pada beberapa poster, mulai dari produk pencuci piring, rokok, sampai perusahaan bidang komunikasi. Tambahan biaya kegiatan yang dananya juga melibatkan sekolah-sekolah yang ada di Kecamatan Cibaliung dengan berbagai besaran nominal.

Penampilan Wayang Golek yang didukung pendanaannya langsung dari kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif itu menjadi hiburan pamungkas masyarakat Cibaliung.

Sarana hiburan yang akrab bagi masyarakat Cibaliung, orsel, pasar malam adalah  wahana hiburan yang memeberikan kesan tersendiri bagi masyarakat Cibaliung.

Lapak-lapak yang berjejer dari sejak masuk jalan alun-alun Cibaliung dengan berbagai macam jualan itu adalah kekhasan tersendiri, yang saya sendiri tida tahu berapa persisnya lapak-lapak itu disewakan, kantong-kantong parkir yang tersedia di areal lapangan juga tida ketinggalan kebagian rezeki, dengan harga parkir yang beberapa kali memarkir motor di tempat parkir harganya lima ribu rupiah sekali parkir, lama atau sebentar parkirnya.

Sementara desas desus yang lain tentang pengelolaan PRC, mulai dari kemasan acara, lapak, uang kebersihan dll,  tentu selalu menjadi cerita yang tersisa dari tahun ketahun-ketahun. Itulah yang tersisa dari Pesta Rakyat Cibaliung, dan sepertinya akan selalu terulang.

Walaupun saya secara pribadi sangat senang adanya PRC, ada hal lain yang disuguhkan dan khas, menjadi stimulus perputaran ekonomi, meski katanya yang untung bukan masyarakat asli Cibaliung? Entahlah. Setidaknya istri saya membeli bawang merah oleh-oleh dari PRC. Kalau ditanya siapa yang untung secara finansial entahlah, saya tidak perlu tahu. Yang saya tahu PRC adalah hiburan tersendiri bai saya. Sampah yang berserakan? Tentu panitia sudah punya cara tersendiri untuk menanganinya.

Semoga PRC tahun depan akan digelar lagi, agar saya dapat hiburan tahunan yang melibatkan banyaknya orang.

Tentu cerita-cerita yang lain seperti dari para penyewa lapak, pedagang keliling, pengunjung yang kehilangan barang bawaan adalah cerita-cerita yang membekas pada setiap kepala yang mengalaminya.

*Munawir Syahidi- Cahaya Aksara.