yang terjadi di sekeliling kita adalah Indonesia Kecil, kita dari setiap pribadi yang menjadi bagian dari sebuah bangsa bernama Indonesia
Di sebuah jembatan yang tinggi dan panjang, jembatan Panimbang, persis sebelum pasar Panimbang jika kita dari arah Pandeglang menuju Tanjung Lesung. Dari atas jembatan itu, siang hari, kita akan menyaksikan banyak sekali perahu nelayan lokal yang menyandarkan perahunya ketika istirahat melaut. Anak-anak yang senang melihat pemandangan, atau senang melihat perahu pasti meminta berhenti ketika melewati jembatan itu. Itulah keindahan. Seperti melihat indahnya Indonesia dan berbagai permasalahannya.
Melihat Indonesia kecil, masih ingat lagu nenek moyangku seorang pelaut. Ya pelaut.
Kitalah negara kepulauan, kitalah negara maritim, kitalah negara dengan lautan dan garis pantai yang panjang. Kitalah negara yang selalu bangga dengan sumber daya alamnya. Tetapi masalah pengembangan SDM selalu menjadi masalah yang seolah belum terselesaikan. SDA tanpa SDM adalah kesia siaan. Siapa yang harus mengembangkan SDM? Apakah tugas pemerintah saja? dengan berbagai kebijakannya? Tentu saja bukan, ada banyak faktor yang mendukungnya. Seperti yang dikatakan oleh Ki Hajar Dewantara ada tiga faktor pengembangan Sumber Daya Manusia, Rumah, Sekolah dan Masyarakat.
Rumah, kita sering mendengar istilah Madrosatul Ula, rumah adalah madrasah pertama dari anak-anak kita, permasalahannya selalu sama ketika rumah menjadi madrasah pertama, sudahkah orang tua sadar dengan pentingnya pendidikan, dan ketika pendidikan sudah dianggap penting pun, masalah ekonomi keluarga selalu menjadi masalah yang menghambat, bagaimana keluarga nelayan? Keluarga nelayan yang statusnya sebagai bos, yang memiliki perahu dan usaha tentu tidak terlalu bermasalah, tetapi para nelayan kecil bagaimana nasibnya? Sebagian besar akan sama dengan nasib bapaknya, menjadi nelayan dengan keahlian yang dipelajarinya dengan praktik langsung di laut. Apakah menjadi nelayan hina? Tidak menjadi nelayan adalah kebanggaan bagi bangsa, tetapi pemerintah juga harus lebih pro aktif dalam mengembangkan hal-hal lain yang berkaitan dengan nelayan yang bukan hanya harus pandai mengambil ikan dari laut, juga bagaimana nelayan dapat ikut andil dengan kesadarannya untuk menjaga ekosistem laut, nelayan diajarkan pengelolaan ikan, diberikan stimulus pembiayaan pengembangan produk olahan ikan, solusi ketika nelayan tidak bisa melaut, solusi bahan bakar untuk kapal mereka. Dan yang terpenting adalah, segala bentuk stimulus dan bantuan tidak boleh hanya seremonial, tidak hanya sebatas ajang untuk menyelamatkan golongan tertentu yang seolah “usaha” yang menimbulkan keuntungan bagi para pengurusnya, sementara tujuan utama dari stimulus permodalan itu sama sekali tidak berjalan, dan nelayan akhirnya gigit jari kembali. Tidak adil, sementara kata Pramoedya Ananta Toer “orang berpendidikan harus adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan” maka pendidikan kembali menjadi kunci pengembangan SDM, termasuk dikalangan nelayan. Adakah sejenis asuransi kecelakaan nelayan di laut? Adakah tenaga medis yang khusus memberikan edukasi kesehatan di lingkungan nelayan? Adakah tekhnologi yang ketika terjadi kecelakaan kapal di tengah laut dapat mendeteksi keberadaan nelayan? Yang terpasang pada setiap orang yang melaut?.
Pendidikan sekolah, kurikulum kita kadang masih tidak sejalan dengan kondisi sebenarnya, anak-anak kadang dipisahkan dari lingkungannya, yang digaungkan menteri pendidikan Mas Nadim Makarim belum sepenuhnya dapat diimplementasikan. Sekolah-sekolah dilingkungan nelayan belum mampu menyediakan pembelajaran baik ekstrakurikuler maupun kookurikuler untuk memberikan pendidikan mitigasi bencana laut, baik tsunami ataupun kecelakaan di laut. Belum terstruktur pada pendidikan pengenalan pengelolaan laut dan lingkungannya, termasuk produk olahan laut yang nantinya akan berdampak secara ekonomi untuk keluarganya. Dan juga dapat mendorong kesadaran tentang jarak aman pemukiman dengan laut, bahaya abrasi, bahaya sampah, menjaga terumbu karang, pengolahan hasil laut termasuk pemasarannya. Penting dilakukan, anak-anak nelayan diberikan stimulus untuk berpikir dan dapat mengembangkan potensi lingkungannya dengan dorongan pendidikan.
Pendidikan Masyarakat adalah satu kesatuan yang utuh yang menggabungkan setiap orang dalam keluarga, sekolah dan berbaurnya semua kecenderungan untuk membentuk tatanan yang diatur dan teratur sehingga tujuannya menjadi masyarakat yang sejahtera adil dan makmur. Dan itu semua hanya dapat kita wujudkan dengan memulainya dari diri kita sendiri sebagai bagian dari masyarakat. Amatilah segala yang terjadi di sekeliling kita, bagaimana korupsi terjadi, bagaimana prilaku sebuah keluarga dengan keluarga lainnya, bagaimana ada orang yang ingin membangun SDM masyarakat tertentu tetapi ada juga yang ingin menghancurkannya, itulah, yang terjadi di sekeliling kita adalah Indonesia Kecil, kita dari setiap pribadi yang menjadi bagian dari sebuah bangsa bernama Indonesia.